Pengaruh Kolonial Belanda yang menjajah Indonesia dalam waktu yang lama sangat besar bagi tata kehidupan dan sistem-sistem yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Palang Merah Indonesia (PMI). Berawal dari Penjajah Belanda yang membawa Palang Merah sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Tujuhbelas September Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh Lima adalah sejarah panjang perjuangan dari Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan memperjuangkan berdirinya Palang Merah di Indonesia. Mereka berdua tak kenal lelah walaupun dalam pengajuannya di Konferensi Nerkai dan pada masa Pendudukan Jepang ditolak.
Semangat dan perjuangan mereka berdua patut menjadi teladan bagi anggota Palang Merah Indonesia saat ini dan saat mendatang. Tigabelas tahun bukan waktu yang singkat untuk berusaha dan bersabar dalam memperjuangkan kepentingan bersama. Penolakan-penolakan bukan suatu hal yang membuat mereka jera, namun menjadi semangat mempertahankan pendiriannya.
Kini, 67 tahun sudah perjuangan Palang Merah Indonesia. Bukan perjalanan yang mudah, namun terkandung makna dan sejarah yang panjang. Dengan tema Kaum Muda Sebagai Agen Perubahan, berharap Palang Merah Indonesia semakin mampu menjadi abdi masyarakat yang berkomitmen teguh dan tetap.
Semakin tambah usia, semakin banyak tantangan yang dihadapi Palang Merah Indonesia. Tantangan-tantangan tersebut akan mudah ditaklukkan apabila setiap anggota PMI mampu memperkuat diri dan organisasi serta mau meningkatkan kompetensi dan mutu anggota PMI.
PMI Kota Pekalongan sendiri dalam perkembangannya semakin meningkatkan kecakapan, kompetensi, dan eksistensinya guna efektifitas sumber daya manusia
Dirgahayu PMI - Kaum Muda Sebagai Agen Perubahan. (Zilian Zahra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar