AKU BERTANYA...

Tak terasa tahun 2013 sudah tercapai. Silih bergani kepengurusan terus berjalan. PMR tetap berusaha eksis. Diantara sekian kegiatan sekolah, paminatan PMR terus bergerak dinamis, kadang ramai, kadang sepi bahkan kadang harus tinggal nama. Yang masih bertahan ada yang dapat berkembang namun tidak sedikit yang tak tahu harus bergerak kemana. Apakah PMR bisa jalan sendiri ? Apakah PMR harus bergerak sendiri ? Apakah ada pembinaan PMR ? Apakah ada perhatian dari PMI bagi PMR ? Siapakah yang harus menjadi "kompor" bagi berkembangnya PMR ? ataukah ,lebih pokok lagi, apakah PMR memang diperlukan?

PMR adalah siswa sekolah. Apa yang didapat adalah apa yang diajarkan. Keinginan bergabung menjadi PMR adalah suatu panggilan yang harus dihargai.  Remaja ini harus mendapat ajaran dan arahan yang memadai sehingga dapat membentuk karakter jiwa palang merah. Apakah mereka mencari sendiri ? adakah yang dapat membantu ?

Dimanakah pembina mereka ? Apakah yang sudah dilakukan terhadap PMR ? Konon pembina itu tak jauh. Umumnya ada guru setempat yang ditunjuk untuk membina PMR. Petanyaannya.., apa saja yang harus dibina? apakah setiap pembina memahami amanahya? Apakah pembinaan hanya semata mengikuti lomba ? (itupun kalau ada).

Bila membuka strategi PMI dalam pembinaan sumber daya, PMR selalu diperhitungkan. Melihat ke dalam program PMI banyak kegiatan yang direncanakan terkait PMR. Ini wujud bahwa PMI memperhatikan PMR. Namun apakah perhatian ini selesai sampai disini ? Siapa yang bertanggung jawab terhadap program? Apakah KSR yang harus terjun kesana ? Apakah sudah ada langkah-langkah nyata menuju realisasinya? Apakah hanya sekedar tulisan di atas kertas? Atau yang lebih mendasar lagi, apakah penanggungjawab paham apa yang harus diperbuat? Atau terus lebih mendasar, apakah kepalangmerahan telah dipahami ? 

Apakah PMI semata organisasi seperti organisasi pada umumnya?  Apakah PMI adalah sistem birokrasi kekuasaan ? Apakah kita telah mempelajari PMI kita ?